Cherniyenko, Mengenalkan Nilai-Nilai Islam Sebagai Solusi Masalah Sosial Rusia
Taras Cherniyenko seperti tipikal banker muda Rusia, berpakaian rapi, berdasi, rambut pendek dan berjanggut tipis. Sambil duduk-duduk di sebuah cafe di Ulitsa Sretenka, ia menceritakan perjalanan spiritualnya, dimulai ketika masih remaja sampai akhirnya memeluk agama Islam dan menggunakan nama islami Abdul Karim.
Sekarang, Cheniyenko menjabat sebagai wakil ketua organisasi tempat berkumpulnya etnis Rusia yang masuk Islam, National Organization of Rusian Muslim. Ia dan rekan-rekannya di organisasi itu, ingin menyebarkan nilai-nilai yang diajarkan Islam--misalnya larangan mengonsumsi alkohol--pada masyarakat Rusia sebagai solusi untuk mengatasi berbagai problem yang dihadapi negeri itu.
"Orang bisa bilang bahwa minum vodka atau anggur adalah salah satu aspek penting dalam budaya Rusia. Tapi, saya bisa menjadi orang Rusia yang baik tanpa harus minum minuman beralkohol. Sebagian besar problem sosial di Rusia disebabkan oleh konsumsi alkohol," kata Cherniyenko.
"Jika kita bisa mengenalkan nilai-nilai sosial yang islami pada Rusia, masyarakat dan negara ini akan lebih kuat," sambungnya.
Cherniyenko mengungkapkan, kebanyakan orang Rusia ingin tahu ketika ia mengatakan bahwa dirinya seorang muslim. "Banyak diantara mereka bertanya, mengapa saya pindah agama. Pertanyaan itu bukan karena mereka kasar, tapi karena mereka ingin tahu," ujarnya.
Banker muda itu lalu bercerita bahwa ia tumbuh dalam lingkungan yang liberal di Petersburg. "Ibu saya mendorong saya dalam hal pendidikan, termasuk mempelajari berbagai budaya dan agama. Saya pernah belajar kitab Taurat dalam bahasa Ibrani, belajar Gospel dalam bahasa Yunani dan sedikit belajar teks-teks agama Hindu," tutur Cherniyenko.
Karena belajar banyak agama itulah yang menuntun Cherniyenko melakukan pencarian terhadap keyakinan yang sesuai dengan interpretasinya. "Saya mencari sebuah keyakinan yang tidak menolak Yesus atau menyembahnya sebagai tuhan, sebuah keyakinan yang mengakui yesus adalah seorang manusia, yang suci dan tanpa dosa, tapi ia tetap manusia. Itulah yang menuntun saya pada agama Islam," papar Cherniyenko.
Menurutnya, National Organization of Rusian Muslim saat ini memiliki anggota sekira 2.000 orang dari 20 wilayah di seluruh Rusia. Jumlah Muslim di Rusia sekarang kira-kira 19 juta jiwa, yang menjadikan agama Islam sebagai agama kedua terbesar di Rusia setelah Kristen Ortodok.
Cherniyenko mengungkapkan, spiritualitas yang mengikat erat antar anggota organisasi National Organization of Rusian Muslim. "Setiap hari saya berdoa untuk ibu saya, keluarga, dan untuk perdamaian serta kesejahteraan komunitas Muslim," tukasnya. (kw/themoscowtime)
(ERAMUSLIM)
Sekarang, Cheniyenko menjabat sebagai wakil ketua organisasi tempat berkumpulnya etnis Rusia yang masuk Islam, National Organization of Rusian Muslim. Ia dan rekan-rekannya di organisasi itu, ingin menyebarkan nilai-nilai yang diajarkan Islam--misalnya larangan mengonsumsi alkohol--pada masyarakat Rusia sebagai solusi untuk mengatasi berbagai problem yang dihadapi negeri itu.
"Orang bisa bilang bahwa minum vodka atau anggur adalah salah satu aspek penting dalam budaya Rusia. Tapi, saya bisa menjadi orang Rusia yang baik tanpa harus minum minuman beralkohol. Sebagian besar problem sosial di Rusia disebabkan oleh konsumsi alkohol," kata Cherniyenko.
"Jika kita bisa mengenalkan nilai-nilai sosial yang islami pada Rusia, masyarakat dan negara ini akan lebih kuat," sambungnya.
Cherniyenko mengungkapkan, kebanyakan orang Rusia ingin tahu ketika ia mengatakan bahwa dirinya seorang muslim. "Banyak diantara mereka bertanya, mengapa saya pindah agama. Pertanyaan itu bukan karena mereka kasar, tapi karena mereka ingin tahu," ujarnya.
Banker muda itu lalu bercerita bahwa ia tumbuh dalam lingkungan yang liberal di Petersburg. "Ibu saya mendorong saya dalam hal pendidikan, termasuk mempelajari berbagai budaya dan agama. Saya pernah belajar kitab Taurat dalam bahasa Ibrani, belajar Gospel dalam bahasa Yunani dan sedikit belajar teks-teks agama Hindu," tutur Cherniyenko.
Karena belajar banyak agama itulah yang menuntun Cherniyenko melakukan pencarian terhadap keyakinan yang sesuai dengan interpretasinya. "Saya mencari sebuah keyakinan yang tidak menolak Yesus atau menyembahnya sebagai tuhan, sebuah keyakinan yang mengakui yesus adalah seorang manusia, yang suci dan tanpa dosa, tapi ia tetap manusia. Itulah yang menuntun saya pada agama Islam," papar Cherniyenko.
Menurutnya, National Organization of Rusian Muslim saat ini memiliki anggota sekira 2.000 orang dari 20 wilayah di seluruh Rusia. Jumlah Muslim di Rusia sekarang kira-kira 19 juta jiwa, yang menjadikan agama Islam sebagai agama kedua terbesar di Rusia setelah Kristen Ortodok.
Cherniyenko mengungkapkan, spiritualitas yang mengikat erat antar anggota organisasi National Organization of Rusian Muslim. "Setiap hari saya berdoa untuk ibu saya, keluarga, dan untuk perdamaian serta kesejahteraan komunitas Muslim," tukasnya. (kw/themoscowtime)
(ERAMUSLIM)
Islamnya seseorang, otomatis menjadikannya seorang dai
BalasHapus